CHVRCHES — The Bones of What You Believe (2013) : Sebuah Retrospektif Track-by-Track
Oleh : Abizar
Kurang lebih 7 tahun dan 2 minggu lalu, trio musik dari Glasgow CHVRCHES (dibaca Churches) baru saja merilis album perdana mereka. Berjudul The Bones of What You Believe, album ini mendapatkan review yang memuaskan dari para kritikus maupun para pendengar luas. Kini, band yang terdiri dari Lauren Mayberry, Iain Cook, dan Martin Doherty telah menjadi salah satu nama besar dalam skena pop mancanegara.
Pada tahun 2019 saja, mereka merilis single kolaborasi dengan DJ kondang Marshmello serta masuk ke dalam album original soundtrack game Death Stranding. CHVRCHES pernah hampir konser di Indonesia dua tahun silam. Kesuksesan yang mereka dapatkan di album terakhir mereka Love Is Dead memang cukup mengagumkan, tapi saya merasa bahwa ada aura yang hilang dari rilisan tersebut.
Aura tersebut terakhir kali saya rasakan di album debut mereka.
Ada sebuah perasaan yang berbeda ketika saya mendengarkan album The Bones of What You Believe. Nostalgik, namun modern. Melankolis, namun agresif. Malu-malu, di sisi lain percaya diri. Ketika saya mendengarkan Every Open Eye atau Love Is Dead, kesan yang saya dapatkan hanya modern, agresif, dan percaya diri saja. Saya sangat mengerti bahwa tentu saja CHVRCHES memiliki visi lain. Barangkali mereka ingin mengembangkan suara mereka dan tidak ingin berkutat di tema yang sama saja. Tidak apa-apa, karena The Bones of What You Believe tetap merupakan sebuah album yang mengesankan, dengan atau tidak dengan fakta bahwa CHVRCHES selanjutnya menelurkan rilisan yang tidak seimpresif album debutnya.
The Bones of What You Believe dibuka dengan single terbesar album tersebut, The Mother We Share. Dengan hook “oh oh” yang sangat catchy, opener ini memberikan pendengar cicipan pertama dari apa yang album ini tawarkan, yakni melodi synthesizer nostalgik, lagu-lagu anthemic, dan musik yang luar biasa catchy.
We Sink yang juga dirilis dalam bentuk single mengekor lagu pembuka. Lagu ini sangat mudah untuk dinyanyikan, dengan chorus “I’ll be a thorn in your side, ‘till you die” yang semakin intens seiring lagu berjalan.
Gun merupakan salah satu lagu favorit saya dalam album ini, dengan lirik vindiktif yang dilontarkan oleh Lauren Mayberry serta suara drum machine yang berdentum-dentum dengan keras.
Tether adalah 2 komposisi musik yang digabungkan menjadi sebuah lagu yang hebat. Paruh pertama lagu ini memiliki tempo yang relatif pelan (ketimbang lagu-lagu sebelumnya), dengan ambiance penuh melankoli dan rasa menyesal. Separuh yang lainnya adalah chorus yang luar biasa anthemic dengan gaya musik yang tidak jauh dari apa yang M83 biasanya ciptakan.
Lies menurunkan momentum dari Tether dengan tempo musik yang lebih pelan dan lirik penuh intrikasi hubungan seseorang. Saya secara pribadi tidak terlalu menikmati lagu yang merupakan rilisan paling perdana band ini, namun lagu ini bisa dibilang berhasil memenuhi tugasnya dalam konteks keseluruhan struktur album.
Under the Tide adalah salah satu dari 2 lagu di album yang memiliki Martin Doherty sebagai vokalis utamanya. Nuansa nostalgia 80-an sangat kental dalam lagu ini, dan vokal berat Doherty memiliki kesan yang sangat berbeda ketimbang vokal tinggi yang selama ini dibawakan oleh Lauren Mayberry. Beberapa orang menganggap bahwa track-track yang dibawakan oleh Doherty merupakan bagian terlemah dari album ini, tapi saya menganggap bahwa vokalnya merupakan palate cleanser sebelum album ini kembali menanjak secara tempo dan energi.
Dan memang, energi album ini kembali naik pada track selanjutnya. Recover yang sebelumnya juga pernah dirilis dalam bentuk EP mengembalikan CHVRCHES ke forte mereka, yakni melodi yang catchy dipadukan dengan lirik penuh lika-liku hubungan romantis pasangan.
Night Sky adalah salah satu track yang menurut saya sangat underrated, dengan suara synth minimalis pada awal lagu sebelum meledak menjadi suara yang sangat menyerempet musik New Wave pada bagian chorusnya. Melodi yang melonjak tinggi dan lirik “I’m the night sky. I’m the fire in your eyes. And I want you now and for all time” yang dibawakan Mayberry merupakan salah satu spotlight dari album ini.
Ending dari Night Sky berlanjut secara crossfade ke lagu Science/Visions. Lagu ini memiliki aura yang sangat berbeda dari lagu-lagu lain di album. Atmosfir yang dark dengan nuansa cyberpunk ala film Tron dan arpeggio synth yang berat membawa pendengar pergi ke masa depan distopia yang penuh ritual-ritual hitam berbalut teknologi. Salah satu lagu yang menurut saya juga sangat underrated.
Setelah dibombardir dengan nuansa gelap lagu sebelumnya, Lungs membawa pendengar ke musik bubblegum yang ceria. Meski memiliki nuansa suara yang cheerful, lirik yang dibawakan Mayberry justru bersifat vindiktif seperti biasa, menceritakan akhir pahit hubungan seseorang.
By the Throat merupakan titik klimaks emosional dari album ini. Lagu yang relatif lebih pelan ketimbang track-track sebelumnya ini memiliki arpeggio synth yang berkilauan pada bagian chorus. Vokal Mayberry pun bersinar ketika ia menyenandungkan “All that’s golden is never real”.
You Caught the Light adalah lagu terakhir dari album ini, dan juga lagu kedua yang dibawakan oleh Doherty. Sama seperti Under The Tide, lagu ini juga merupakan palate cleanser dari lagu-lagu yang diputar sebelumnya. Ketimbang suara synth, distorsi gitar elektrik adalah suara yang dominan dalam lagu ini. Doherty yang pernah menjadi gitaris touring di band shoegaze The Twilight Sad tampaknya memberikan pengaruh besar dalam soundscape lagu, terutama dengan aura dreamy yang menandakan bahwa album ini sudah mencapai garis finish.
The Bones of What You Believe adalah pembuktian dari CHVRCHES bahwa mereka bukanlah sembarang unit musik synthpop. Lagu seperti Tether, Night Sky dan Science/Visions menunjukkan bahwa mereka bisa menciptakan musik yang membawa musik pop kedepan tanpa melupakan pengaruh 80-an. Pada tahun 2013, tren nostalgia kepada musik 80-an belum mencapai titik zenitnya. Film Drive (2011) dan soundtrack 80-an ikoniknya seakan menjadi pelopor untuk para musisi untuk kembali mengunjungi dekade tersebut. CHVRCHES dalam album Bones telah menyempurnakan dan memodernisasi suara eighties dengan sensibilitas modern. Tak mengherankan ketika DJ radio Zane Lowe mengadakan proyek penyusunan ulang soundtrack film Drive, Ia langsung mengajak CHVRCHES untuk bergabung.