From a Bibliophile to a Bibliophile: Meneropong Fiksi Melalui Mitologi Yunani

RTC UI FM
9 min readMar 2, 2024

--

Written by: Kania Soedira — News Director

Pernah dengar tentang Achilles, seorang pahlawan yang dibangga-banggakan sebagai yang terkuat dalam Perang Troya? Barangkali kamu membaca kisah-kisah tentang dewa-dewi Yunani yang umumnya penuh elemen kejutan? Atau mungkin kamu familier dengan nama Percy Jackson, seorang karakter demigod milik Rick Riordan yang telah membawamu dalam petualangan seru hidupnya menuntaskan misi-misi mematikan? Jika suara di kepalamu mengiyakan ketiga hal tadi, saya tebak pasti kamu penasaran dengan cerita-cerita mitologi Yunani. Kamu ingin mengulik lebih jauh mengenai buku-buku fiksi yang serupa dengan seri novel Percy Jackson. Kalau betul begitu, kamu telah datang ke tempat yang tepat!

Tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran fiksi bagi sebagian orang merupakan sebuah pelarian dari penatnya keseharian. Melalui fiksi, kita bisa menikmati hiburan dalam bentuk cerita yang telah dikemas sedemikian rupa. Tak jarang tokoh-tokoh yang terlibat di dalam cerita justru membuat kita merasa terhubung dengan mereka dalam suatu ikatan emosional batin, entah itu karena adanya kesamaan pengalaman, perasaan, hingga tindakan. Sama halnya ketika kita membicarakan mitologi Yunani dengan segudang kisah. Ada yang mengesankan, mengharukan, memprihatinkan, sarat akan keberanian, dan sebagainya. Satu hal mengenai mitologi Yunani adalah bagaimana interpretasi setiap orang terhadap suatu kisah bisa berbeda-beda.

Banyak penulis saat ini yang berupaya untuk menceritakan kembali kisah-kisah mitologi Yunani dalam versi lain tanpa mengubah atau memutus benang merah dari keseluruhan cerita. Kebanyakan menyorot kisah tokoh-tokoh yang jarang digubris sebelumnya, dibalut dengan pengadopsian sudut pandang baru. Isu-isu yang tidak terlalu ditekankan sebelumnya mulai digambarkan secara gamblang, misalnya isu feminisme dan bagaimana perempuan dipandang inferior pada masa itu.

Lantas siapa saja para penulis itu, dan retellings apa yang telah mereka tulis? Berikut ini beberapa rekomendasi novel fiksi mitologi Yunani terbaik buat kamu si penggemar mitologi, atau kamu yang sekadar iseng mencari bahan bacaan baru!

  1. Daughters of Sparta oleh Claire Heywood
Goodreads Rating: 3.88/5

Deskripsi Buku

“And so here she was, a girl of barely fifteen, adrift in a sea of men.”

Dalam 370 halaman, Heywood menceritakan ulang apa yang terjadi dalam pertempuran Troya melalui sudut pandang dua sosok perempuan yang sudah terlalu sering diabaikan. Helen yang terkenal dan saudara perempuannya Klytemnestra.

Sebagai putri-putri Sparta, keduanya tidak mengenal apapun selain harta dan kemewahan. Mereka dilahirkan dengan paras rupawan yang memikat perhatian sekaligus membuat iri seluruh Yunani. Tentu saja, hak istimewa tersebut harus dibayar mahal. Di usia yang masih terbilang dini, keduanya terpaksa harus berpisah untuk dinikahkan dengan calon pilihan ayah mereka, Agamemnon dan saudaranya Menelaos. Sayangnya, ketika menyandang status sebagai seorang ratu pun, Helen dan Klytemnestra tidak pernah bisa lepas dari kekangan norma-norma yang diharapkan dari perempuan: melahirkan ahli waris, berperilaku lemah lembut dan sopan. Namun ketika kehidupan mereka mulai bergejolak untuk yang kesekian kalinya, mereka memutuskan untuk menggeser posisi mereka, melawan batasan-batasan dalam masyarakat, dan membuat suara mereka lebih didengarkan.

Daughters of Sparta adalah kisah yang penuh dengan rahasia, cinta, pengorbanan, dan tragedi dari wanita di balik peperangan hebat dalam mitologi Yunani.

Mengapa harus buku ini?

Selalu menyenangkan untuk mengarungi sebuah penulisan kembali dari suatu cerita yang pada dasarnya male-centric, tetapi kemudian ditulis ulang dari perspektif tokoh perempuan.

Daughters of Sparta menghadirkan dua kisah dari kedua putri. Pembaca dapat memahami betul dengan apa yang mereka pikirkan dan rasakan. Keduanya menentang suami mereka dengan cara masing-masing, keduanya punya mimpi yang sama-sama harus dikubur. Pembaca mau tidak mau ikut merasakan nestapa keduanya. Heywood menjabarkan eksplorasi karakter ini lumayan baik. Sulit untuk tidak menyukai karakter Helen dan Klytemnestra, terutama jika kita lihat sepak terjang mereka.

Sedikit bocoran, kalau kamu tidak puas dengan akhir yang disuguhkan dalam kisah-kisah orisinal, barangkali kamu akan lebih terhibur dengan akhir yang disuguhkan buku ini.

2. Atalanta oleh Jennifer Saint

Goodreads Rating: 3.80/5

Deskripsi Buku

“The oracle warned that I would lose myself, but the opposite is true. I am more myself than I have ever been. I am wild, I am free. I am Atalanta.”

Siapa sangka hadir sosok pejuang wanita di tengah-tengah pejuang pria Argonaut? Atalanta, seorang pemburu andal yang dibuang oleh ayahnya di kawasan pegunungan untuk mati. Ia tumbuh besar di hutan bersama beruang, di bawah naungan dewi Artemis. Atalanta hidup dengan bebas di alam bersama para nymph, tidak tahu-menahu tentang hiruk pikuk kehidupan manusia di luar hutan. Satu peringatan yang selalu diulang oleh Artemis kepadanya: jika ia menikah, hal itu akan menjadi titik kehancuran hidupnya.

Walaupun Atalanta menyukai kehidupannya di alam bebas, ada dorongan dalam dirinya untuk bertualang di dunia luar. Artemis menawarkan sebuah kesempatan baginya untuk membuktikan diri, yaitu dengan ikut mencari bulu domba emas bersama para Argonaut. Misi tersebut bergelimang dengan tantangan-tantangan yang dianggap amat berisiko. Orang-orang skeptis dengan keikutsertaan Atalanta. Mustahil ia bisa menandingi kekuatan Argonaut lainnya. Tetapi, Atalanta berhasil membuktikan bahwa ia punya kemampuan yang setara dengan mereka.

Dalam perjalanannya, Atalanta terjerumus kisah asmara dengan seorang laki-laki, bertentangan dengan peringatan Artemis. Setelah menyaksikan dan mengalami bermacam hal, keraguan membuncah dalam dadanya. Atalanta mulai mempertanyakan niat sebenarnya dari sang dewi. Apakah ia bisa membangun singgasana di dunia para lelaki seraya tetap setia pada jati dirinya?

Mengapa harus buku ini?

Atalanta merupakan tokoh yang jarang sekali disebutkan namanya, setidaknya sejauh penemuan saya. Ia merupakan seorang pahlawan perempuan yang hebat. Menarik sekali dapat membaca petualangan Jason dan para Argonaut melalui perspektif Atalanta. Bersama Atalanta, pembaca seolah dibawa untuk berkenalan dengan “dunia luar” bagi Atalanta. Tumbuh dewasa di dalam hutan dan bergaul hanya dengan para nymph, tentu saja Atalanta tidak sadar akan keberadaan orang-orang dengan kemampuan yang sama atau bahkan lebih darinya. Ini membuatnya bertingkah sedikit sembrono dan besar kepala, meski pada akhirnya ia berhasil mendapatkan pengakuan dari rekan-rekan sesama Argonautnya. Atalanta adalah tokoh yang sangat menjunjung kebebasan. Malahan, bisa dikatakan ia adalah epitome dari kebebasan itu sendiri.

Buku ini kaya akan pendalaman karakter yang hidup, narasi adegan pertarungan yang baik, dan akhir yang tak terduga. Kalau kamu tertarik dengan cerita yang bersentuhan dengan kebebasan, keberanian, dan penyelamatan diri sendiri, coba lirik Atalanta!

3. Circe oleh Madeline Miller

Goodreads Rating: 4.24/5

Deskripsi Buku

When I was born, the name for what I was did not exist.

Terlahir menyandang status sebagai putri dari Helios sang dewa matahari dan titan terkuat, Circe tidak pernah mendapatkan perlakuan spesial. Tanpa kekuatan yang masif seperti ayahnya dan tanpa paras yang memikat layaknya sang ibu, Circe dianggap sebagai anak aneh. Ia berkelana ke dunia manusia, berharap bisa menemukan tempatnya. Di sanalah Circe menyadari adanya kekuatan sihir mengalir dalam darahnya.

Kemampuannya mengubah lawan menjadi monster rupanya tidak disukai oleh para dewa. Merasa terancam, Zeus mengusirnya ke sebuah pulau terpencil bernama Aeaea. Ia melatih keahlian sihir, menjinakkan binatang, dan hidup bersama para nymph di pulau itu. Circe berpapasan dengan banyak tokoh terkenal, seperti Ariadne, Medea yang berdarah dingin, Daedalus beserta putranya Icarus, dan Odysseus yang cerdik.

Bagi Circe yang melakukan segalanya sendirian, jelas tidak mungkin lolos dari jeratan mara bahaya. Perbuatannya telah tanpa sadar memantik amarah dewa. Bergabunglah dengan Circe dalam mempertahankan benteng dirinya. Saksikan bagaimana ia pada akhirnya harus memilih untuk menjadi bagian dari dunia dewata tempat ia dilahirkan, atau di dunia mortal bersama manusia yang ia cintai.

Mengapa harus buku ini?

Circe karya Miller adalah sastra yang berhasil menyentuh hati para pembaca, termasuk saya. Buku ini memotret kembali kisah perjalanan hidup Circe dari sudut yang paling sempurna. Sedikit banyak, Circe mengajarkan bagaimana tersiksanya seseorang yang hidup dalam kesendirian dan pengasingan, bahwa penting adanya kemauan untuk berdamai dengan situasi tersebut. Ia menjadi pengingat bahwa kesendirian tidak bersifat permanen dan kita punya wewenang untuk menyetir keadaan itu menuju kebahagiaan.

Circe menunjukkan pengorbanan-pengorbanan apa yang bisa seseorang lakukan untuk mengekspresikan kasih sayang kepada diri sendiri dan orang di sekitar. Apabila diibaratkan, buku ini bagai pelukan hangat dari seseorang yang berharga dalam hidup, dan saya tidak akan bisa lepas dari dekapannya. Teruntuk kamu yang sedang membutuhkan cerita pencarian jati diri, “pulau Circe” boleh jadi destinasimu. Psst…, sudah tersedia terjemahan bahasa Indonesianya, lho!

4. A Thousand Ships oleh Natalie Haynes

Goodreads Rating: 4.08/5

Deskripsi Buku

A war does not ignore half the people whose lives it touches. So why do we?

Perang Troya tidak hanya berotasi pada mereka yang turun langsung ke medan perang. Perang Troya bukan melulu tentang pejuang dan pahlawan hebat dari satu kaum. Perang Troya dan segala tragedi di dalamnya menimpa semua orang, baik kaum pria maupun wanita.

Ini bukan kisah tentang satu atau dua wanita, melainkan kisah dari mereka semua.

Melebur dari gelapnya malam di suatu titik di Troya, seorang wanita menyadari kota tercintanya dilalap api. Konflik sepuluh tahun yang tampak tiada habisnya telah sampai di penghujung. Kota Troya telah jatuh ke tangan Yunani. Begitu juga dengan nasib para wanitanya.

Dari wanita Troya, putri Amazon yang melawan Achilles demi mereka, Penelope yang menunggu kepulangan Odysseus, hingga tiga dewi yang perseteruannya menjadi penggertak awal rangkaian peristiwa itu. Inilah kisah-kisah para wanita yang kehidupannya diremukkan oleh perang yang berlangsung terlalu lama.

Mengapa harus buku ini?

Ini merupakan contoh lain sebuah buku yang menceritakan kembali Perang Troya dari sudut pandang perempuan. Perbedaan perspektif dan pembawaan dari masing-masing karakter perempuan adalah keunikan tersendiri yang membawakan angin segar.

A Thousand Ships tidak ditulis secara kronologis, narasi yang lompat dari satu timeline ke yang lain mungkin sedikit membingungkan bagi sejumlah pembaca. Tetapi, dalam setiap kisah selalu ada kesedihan tragis khas kisah klasik Yunani yang ditunjukkan sehingga sukses menarik empati pembaca. Konsekuensi dari setiap perbuatan karakter dalam buku ini seolah saling bertaut, membuat saya merasa cerita dalam buku ini begitu candu sehingga sulit rasanya untuk beranjak dari duduk. A Thousand Ships merupakan buku yang cocok untuk kamu yang ingin menikmati mitologi Yunani dengan pengalaman yang berbeda.

5. The Song of Achilles oleh Madeline Miller

Goodreads Rating: 4.33/5

Deskripsi Buku

Achilles, putra terbaik Yunani, digadang-gadang sebagai seorang pejuang terhebat pada zamannya. Namun sebelum ia berkiprah sebagai seorang pahlawan, Achilles hanyalah seorang anak laki-laki pada umumnya yang tumbuh besar di Phthia bersama dengan teman paling setianya, Patroclus. Ia merupakan pangeran muda yang diasingkan dari tanah kelahirannya. Dipertemukan secara kebetulan, mereka membentuk ikatan yang tak terpisahkan, meski mempertaruhkan murka para dewa.

Keseharian mereka diisi dengan latihan perang dan pengobatan bersama Chiron sang kentaur ketika tersiar kabar bahwa Helen dari Sparta telah diculik. Semua pahlawan dari Yunani dipanggil untuk berlayar ke Troya dan mendeklarasikan perang atas namanya. Tergoda dengan kemenangan gemilang yang nantinya akan menjadi abadi, Achilles memutuskan untuk bergabung. Patroclus bimbang antara tunduk kepada rasa takutnya atau tetap berada di sisi temannya, maka ia pun memilih mengikuti Achilles. Mereka berangkat mengarungi lautan tanpa mengetahui bahwa nasib kejam akan menguji mereka berdua dengan cara-cara tak terbayangkan dan menuntut pengorbanan yang mengerikan.

Mengapa harus buku ini?

Kisah Achilles dan Patroclus yang disingkap di novel ini membuat saya terpukau. Ini adalah mahakarya lain dari Miller yang masuk ke dalam daftar buku favorit saya sepanjang masa. Masih berkaitan dengan retellings Perang Troya, buku ini tidak hanya mengisahkan peperangan yang terjadi, tetapi juga menggali lapisan baru dengan tafsiran kreatif dari Miller. Mengacu kepada mitologi Yunani dan karya Homer, Miller memberikan aksentuasi terhadap karakter Patroclus dengan memberikannya latar belakang dan konstruksi karakter yang membuatnya jauh lebih menonjol. Miller melakukan gebrakan baru yaitu dengan menyoroti hubungan yang erat antara Achilles dan Patroclus.

Saya selalu membayangkan Achilles sebagai seorang pahlawan arogan yang senang memandang rendah orang lain dan tidak punya empati. Namun, dalam retellings Miller kali ini, saya terilhami dengan penggambaran Achilles yang lebih sensitif dan manusiawi melalui kacamata Patroclus. Ia adalah sosok yang mampu merasa, mencinta, melucu, dan rentan terhadap kekecewaan, keputusasaan, serta kepedihan. Menyaksikan bagaimana hubungan keduanya mekar untuk kemudian menjadi layu merupakan sesuatu yang fantastis.

Buku ini memberikan kesempatan bagi pembaca untuk menyelisik interpretasi-interpretasi baru dari tokoh-tokoh mitologi Yunani yang sebelumnya tidak disebutkan atau belum terlalu diperdalam. Bagi saya, buku ini memberikan perspektif yang begitu hidup dan bergairah melalui perbendaharaan kata yang cantik dan penuh makna. Saya suka dengan cara Miller menyusun narasi yang kadangkala menohok hati, lain waktunya mampu membuat saya tersenyum-senyum sendiri. Jika mengacu kepada Illiad, bagi sebagian orang, akhir dari kisah Achilles dan Patroclus telah terpatri baik dalam benak. Namun tidak ada salahnya untuk kembali memberikan peringatan bahwa buku ini kemungkinan besar akan membuat hati pembaca hancur lebur. Nah, mumpung sudah tersedia dalam bahasa Indonesia, teruntuk kamu yang ingin membaca The Song of Achilles dan siap diaduk-aduk perasaannya, langsung saja beli bukunya, yuk!

Itu dia lima novel fiksi dengan latar mitologi Yunani yang menurut saya wajib untuk dibaca. Semoga dari penjelasan-penjelasan di atas, ada satu buku yang nyangkut, ya!

--

--

RTC UI FM
RTC UI FM

Written by RTC UI FM

The Best Student Radio In Town! Universitas Indonesia’s one and only radio, now bringing you opinion pieces. For further enquiry, contact rtcuifm@gmail.com

No responses yet