KARYA SASTRA : LEBIH DARI SEKADAR SENI BAHASA, INI DIA MEDIA YANG MEMBUKAKAN MATA KITA PADA BERBAGAI ASPEK KEHIDUPAN

RTC UI FM
4 min readSep 15, 2024

--

Written by: Maulida Diva Karamah — News Director

(sumber gambar : gramedia.com)

Halo, Gen Muda! Kalian pernah nggak sih mendengar pernyataan orang yang bilang, “Ngapain sih baca buku novel, fiksi lagi, nggak ada manfaatnya.” “Baca novel nggak akan bikin wawasan kamu bertambah.” Nah, gimana nih tanggapan kalian perihal orang yang mengeluarkan pernyataan tersebut? Pasti buat Gen Muda pencinta buku, mendengar kalimat tersebut rasanya membuat geram dong, ya.

Karya sastra sering dianggap sebagai seni bahasa yang indah. Gen Muda, sadar nggak sih bahwa di balik keindahan kata-kata yang ada pada karya sastra terdapat makna yang luas di dalamnya? Seorang pemikir Romawi, Horatius, mengemukakan istilah dulce et utile, dalam tulisannya berjudul Ars Poetica. Artinya, sastra mempunyai fungsi ganda, yakni menghibur dan sekaligus bermanfaat bagi pembacanya. Dalam artikel ini kita akan bicara tentang manfaat karya sastra yang bukan hanya sebagai hiburan, tetapi juga bermanfaat untuk membuka mata kita pada berbagai aspek kehidupan.

1. Memahami Hakikat Kehidupan

Membaca karya sastra dapat mempengaruhi diri kita, loh, Gen Muda. Membaca karya sastra dapat membantu kita untuk lebih memaknai kehidupan. Karya sastra memungkinkan pembaca untuk merenungkan persoalan-persoalan moral yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Ada pesan yang sangat jelas disampaikan, ada pula yang bersifat tersirat. Banyak sekali karya sastra yang memberikan gambaran tentang seluk-beluk kehidupan dengan segala tetek bengeknya. Pengarang biasanya memberikan arti kehidupan seperti kematian, kesengsaraan, dan kegembiraan. Contohnya karya Brian Khrisna yang berjudul Sisi Tergelap Surga, berfokus pada mencari makna tentang kehidupan terutama dalam hal kemanusiaan, kesenjangan sosial, dan realita yang dihadapi sisi lain dari masyarakat Jakarta. Gen Muda harus tahu bahwa banyak sekali pelajaran yang bisa diambil dari karya ini. Kita jadi dapat memahami bahwa setiap orang menghadapi kesulitan mereka tersendiri untuk hidup dan bertahan hidup. Yang paling penting adalah untuk belajar bersyukur atas hal-hal sesederhana apapun itu, dan menerima bahwa harapan kadang-kadang tidak sesuai dengan kenyataan di kehidupan ini, hanya perlu dijalani saja seikhlasnya.

(Sumber gambar : gramedia.com)

2. Pemahaman Terhadap Kebudayaan dan Sejarah

Banyak juga karya sastra yang mencerminkan nilai-nilai, budaya, dan sejarah suatu masyarakat loh, Gen Muda! Memahami karya-karya tersebut menjadikan kita paham lebih dalam tentang budaya dan sejarah suatu bangsa. “Ronggeng Dukuh Paruk” oleh Ahmad Tohari dan “Amba” oleh Laksmi Pamuntjak adalah contoh dua novel yang penuh dengan nilai-nilai budaya dan sejarah. Ronggeng Dukuh Paruk, menceritakan kehidupan masyarakat desa Dukuh Paruk yang mengangkat tradisi ronggeng, tarian yang dianggap tidak pantas oleh orang lain tetapi merupakan bagian penting dari kehidupan masyarakat Dukuh Paruk. Sebagai pembaca, Gen Muda jadi tahu tentang pemahaman nilai-nilai budaya lokal seperti kepercayaan pada hal-hal gaib, dan bagaimana sih kehidupan masyarakat dahulu dari novel ini. Lalu, novel Amba, membahas sejarah Indonesia setelah kemerdekaan. Menggambarkan perjuangan para tokoh dalam menghadapi diskriminasi dan ketidakadilan, baik dalam konteks gender maupun politik. Gen Muda yang membaca ini akan mendapatkan pemahaman tentang sejarah Indonesia, terutama peristiwa G30S/PKI dan bagaimana mereka mempengaruhi kehidupan masyarakat pada saat itu.

(Sumber gambar : cosmopolitan.co.id)

3. Refleksi Kehidupan Sosial dan Politik

Karena mampu menyampaikan pesan, karya sastra dapat digunakan untuk kritik sosial. Pembaca biasanya diajak oleh penulis karya sastra ini untuk memahami dan mempertimbangkan bagaimana kondisi sosial dan politik ini dapat memengaruhi masyarakat. Salah satu contohnya, yaitu karya dari Leila S. Chudori “Laut Bercerita,” membahas pelanggaran hak asasi manusia dan rezim otoriter. Menunjukkan pentingnya perjuangan untuk keadilan dan kebenaran serta bagaimana kekuasaan dapat menyakiti dan menindas rakyat pada saat itu. Penting bagi Gen Muda untuk sesekali membaca karya sastra yang menyangkut isu politik di dalamnya. Karena kita sebagai generasi muda perlu juga untuk ikut terbuka dan peduli dengan isu politik yang ada di negara ini.

4. Pengembangan Keterampilan Berbahasa

Membaca sastra dapat meningkatkan kemampuan menulis dan berbicara secara efektif karena membantu memahami penggunaan bahasa dan memperkaya kosa kata, apalagi ketika Gen Muda membaca karya sastra klasik. Akan ada banyak sekali kosa kata baru yang jarang sekali kita temukan sebelumnya di sana.

Jadi, seperti itu, Gen Muda! Tentunya karya sastra dapat membukakan mata kita pada banyak hal. Kita bisa belajar banyak tentang manusia dan kehidupannya. Kita bisa mengenal banyak latar belakang atau perspektif orang lain yang sebelumnya tidak kita ketahui, sehingga wawasan kita dari segi empati dan kemanusiaan lebih luas lagi.

Ingat ya, Gen Muda! Semua karya itu bermanfaat dan semua buku pasti selalu ada nilainya. Membaca adalah jendela ilmu, itu benar adanya. So, Gen Muda, jangan ragu untuk banyak-banyak bergelut dengan karya sastra, ya!

Sampai jumpa di artikel selanjutnya, Gen Muda! Semoga bermanfaat. Terima Kasih.

Reverensi

Budianta, Melani., dkk. 2008. Membaca Sastra “Pengantar Memahami Sastra Untuk Pergutruan Tinggi”. Jakarta Selatan: IndonesiaTera

Rizal, M. (2023, 8 Oktober). Manfaat Ilmu Sastra dalam Kehidupan Sehari-hari. Dari

https://www.kompasiana.com/muhammadrizal2190/65225e1eee794a7df22d0b92/manfaat-ilmu-sastra-dalam-kehidupan-sehari-hari

--

--

RTC UI FM
RTC UI FM

Written by RTC UI FM

The Best Student Radio In Town! Universitas Indonesia’s one and only radio, now bringing you opinion pieces. For further enquiry, contact rtcuifm@gmail.com

Responses (1)