Mengenal Music Supervisor dan Menghubungkan Karya Audio Visual dengan Musik

RTC UI FM
4 min readDec 16, 2020

--

Oleh : Andro Putranto

Jika kita membayangkan film Titanic (1997), kita tak dapat melepaskan benak kita dari lagu “My Heart Will Go On” milik Céline Dion. Sama juga dengan “Let It Go” atau “Do You Wanna Build a Snowman?” ketika mendengar film Frozen (2013). Hal ini menunjukkan bagaimana sebuah film melekat erat dengan soundtrack-nya, bahkan menjadi identitas film tersebut. Hal tersebut tak luput dari peran music supervisor yang baik.

Tom MacDougall, Music Supervisor untuk film Frozen (2013)

Music supervisor sendiri merupakan kepala departemen musik dalam suatu produksi, entah itu film atau serial televisi. Seorang music supervisor bertanggung jawab dalam mengatur segala bagian dari karya audio visual terkait yang berhubungan dengan musik. Lebih rinci, proses music supervision dimulai dari rapat bersama dengan sutradara dan produser. Mereka tentunya memiliki visi tertentu mengenai proyek visual tersebut. Seorang music supervisor semestinya dapat menangkap visi tersebut dan menyampaikannya melalui musik. Tahap selanjutnya ialah dengan menyaksikan karya visual tersebut dan mulai mencatat adegan-adegan yang memerlukan hadirnya musik di dalamnya, apakah itu merupakan original score atau soundtrack maupun musik dan lagu yang sudah ada sebelumnya. Sehingga seorang music supervisor tak hanya mengandalkan selera musik yang baik dan meluas, tetapi juga visi yang kuat dan memastikan musik yang digunakan cocok dengan karya audio visual, terutama dalam adegan tertentu. Setelah membuat daftar lagu, music supervisor perlu mengurus lisensi musik terkait, hukum kekayaan intelektual, serta pemegang hak cipta. Jika tak diurus dengan baik, produksi dapat dituntut akan pelanggaran hak cipta. Satu hal yang perlu diperhatikan ialah penggunaan dana yang tersedia agar tidak melebihi anggaran produksi. Namun, tak sampai di situ saja tugas seorang music supervisor. Ia juga perlu memastikan distribusi royalti agar sampai di tangan pemegang hak cipta.

(Spoiler alert!) — Bagian di bawah ini mengandung deskripsi penggunaan musik dalam adegan film Booksmart (2019) dan Queen & Slim (2019).

Booksmart (2019) merupakan film debut penyutradaraan aktris Olivia Wilde mengenai dua sahabat kutu buku yang menghabiskan hari terakhir sebagai murid SMA dengan berpesta. Selain penulisan skenario yang baik dan penampilan para pemain yang ciamik, satu hal lainnya yang menarik perhatian ialah musik. Music supervisor film ini, Bryan Ling, memiliki tujuan tersendiri dalam mengisi score hingga mengkurasi soundtrack. Tujuannya antara lain ingin membawa para penonton kembali pada masa indah berpesta ketika SMA. Sebagai contoh, adegan ikonik karakter Amy menyanyikan karaoke lagu “You Oughta Know” milik Alanis Morissette, serta diakhiri dengan cover Lykke Li menyanyikan lagu “Unchained Melody” yang menambahkan unsur komedi di dalam adegan finalnya. Persahabatan Bryan dan Olivia yang erat serta selera musik yang serupa, memudahkan dalam proses mengkurasi lagu yang akan digunakan dalam film tersebut.

(AP), Booksmart (2019)

Tetapi, tak hanya sekedar cocok dalam adegan tertentu, tetapi terkadang musik yang dipilih memiliki statement tertentu. Seperti dalam film Queen & Slim (2019), sutradara Melina Matsoukas serta music supervisor Kier Lehman, ingin menangkap kejayaan musik masyarakat kulit hitam masa lalu, masa sekarang, serta masa depan. Hal ini dibuktikan dengan beranekaragamnya musisi yang dipilih untuk mengisi soundtrack film ini. Mulai dari musisi masa lalu, seperti Bilal, Roy Ayers, Little Freddie King, musisi masa sekarang, seperti Syd, Blood Orange, The-Dream, hingga harapan musik masa depan, seperti Megan Thee Stallion, Coast Contra dan Lil Baby. Mengangkat cerita mengenai sepasang kekasih muda yang kabur setelah membunuh seorang polisi sebagai tindak pembelaan diri lalu mereka menyusuri Amerika Serikat untuk bersembunyi, pemilihan musik pun semakin merinci. Terlebih ketika mereka berhenti di Texas, diputarkan musik anthem negara bagian tersebut, yaitu “Still Tippin’” oleh Mike Jones, lalu berkumandang musik blues milik Little Freddie King ketika mengunjungi Mississippi. Kejeniusan music supervisor menentukan bagaimana sebuah karya audio visual dapat menghubungkan para penontonnya.

(Wireimage) Kier Lehman, Supervisor film Queen & Slim (2019)

Bagaimana, Gen Muda? Kamu tertarik jadi music supervisor?

--

--

RTC UI FM
RTC UI FM

Written by RTC UI FM

The Best Student Radio In Town! Universitas Indonesia’s one and only radio, now bringing you opinion pieces. For further enquiry, contact rtcuifm@gmail.com

No responses yet