Written by: Andro Putranto — Music Director
Manusia memiliki naluri untuk meninggalkan jejak semasa hidupnya di dunia, salah satunya dengan mengekspresikan diri melalui karya seni. Selain itu, karya dapat berperan sebagai rekaman jejak fenomena kehidupan subjeknya. Karya juga dapat berbentuk ekspresi bebas senimannya maupun berdasarkan kehidupan asli. Dokumenter musik merupakan bentuk karya seni nonfiksi yang menyoroti fenomena yang terjadi dalam industri musik maupun kehidupan musisi yang menjadi subjeknya. Mulai dari proses kreatif penggarapan album, rekaman suatu penampilan bergengsi, bahkan mengenai isu personal yang menimpa, musisi memberikan para penggemar cuplikan kehidupan pribadi mereka di balik panggung. Dokumenter musik hadir untuk mewujudkan hal tersebut sebagai suatu karya untuk mengabadikan jejak para musisi pada poin tertentu kehidupannya.
Dokumenter musik yang pertama kali dibuat dirilis pada 1947. Film tersebut berupa rekaman konser dari pemain biola Yehudi Menuhin berjudul Concert Magic. Menuhin bersama beberapa penampil lainnya mengalunkan karya dari komposer ternama seperti Beethoven, Bach, dan Wieniawski. Semenjak itu, mulai bermuncul film konser seperti Jazz on a Summer’s Day (1959) dan Rock ’n’ Roll (1959). Tetapi tak sampai 1967, penyanyi Bob Dylan bersama sutradara D.A. Pennebaker merilis Don’t Look Back, dokumenter musik mulai merambah mengenai kehidupan personal para musisinya. Langkah Dylan ini menginspirasi nama-nama besar pop and rock lainnya seperti Madonna dan Bono untuk membagikan kehidupan mereka dalam dokumenter musik. Dua tahun kemudian, istilah rockumentary mulai populer. Istilah tersebut merupakan penggabungan antara kata rock dan documentary, merujuk pada film konser yang ditambah cameo atau kemunculan banyak artis di dalamnya. Perpaduan antara cerita kehidupan pribadi musisi dengan penampilan eksklusifnya dapat terlihat dalam A Film About Jimi Hendrix (1973). Memasuki dekade 1980-an, nama-nama besar industri musik seperti The Rolling Stones, David Bowie, Prince, juga tak mau kalah mengabadikan karier bermusik mereka dalam format dokumenter.
Penghargaan bergengsi Grammy melihat berkembangnya dokumenter dalam industri musik sehingga menginisiasikan sebuah kategori yang khusus memberikan penghargaan pada ranah tersebut yang diberikan nama Best Video Album pada 1984. Setelah bergonta-ganti nama, akhirnya kategori tersebut diganti menjadi Best Music Film pada 2013. 1984 juga menjadi saksi salah satu bintang pop terbesar saat itu yaitu Michael Jackson membuat dokumenter di balik pembuatan musik video paling fenomenal dan ikoniknya, “Thriller”, yang berjudul Making Michael Jackson’s Thriller. Kanal televisi MTV dan Showtime berlomba-lomba untuk membeli hak penyiaran dokumenter tersebut hingga mencapai 300 ribu dollar Amerika Serikat. Selain itu, dokumenter tersebut dirilis dalam format VHS dan Betamax dan menjadi film pertama yang dijual langsung ke pembeli bukan melalui toko rental terlebih dahulu. Konsep ini kemudian diadaptasi dan menjadi populer pada saat itu.
Tetapi masa kejayaan dokumenter musik tak hanya berhenti sampai di situ saja. Satu dekade terakhir, kita dapat melihat kejayaan dokumenter musik seperti Searching for Sugar Man (2012), 20 Feet from Stardom (2013), What Happened, Miss Simone? (2015), serta Amy (2015), yang dinominasikan bahkan menang dalam kategori Best Documentary Feature dalam ajang bergengsi perfilman Academy Awards. Hal ini mengindikasikan bagaimana dokumenter musik dapat bersaing dengan genre dokumenter lainnya dalam memenuhi standar Academy. Tanpa memutus rantai, format dokumenter musik juga dipakai para musisi ternama masa kini selama beberapa tahun terakhir dalam mengungkapkan kehidupan serta karier mereka. Yuk, simak rekomendasi RTC UI FM mengenai dokumenter musik yang dirilis beberapa tahun terakhir yang pas menemani waktu luang Gen Muda!
- Billie Eilish: The World’s a Little Blurry
Sutradara: R.J. Cutler
Bisa Gen Muda tonton di: Apple TV+
Billie Eilish juga merupakan remaja biasa yang sedang menginjak tahap dewasa. Namun perbedaannya, Eilish terpapar oleh hangatnya lampu sorot panggung tiap malam dan kehidupan pribadinya diikuti oleh jutaan orang di dunia. The World’s a Little Blurry menyoroti bagaimana dampak industri musik terhadap seorang remaja dan proses produksi di balik album sensasional When We All Fall Asleep, Where Do We Go? hingga kemenangannya di penghargaan Grammy ke-62 yang memecahkan rekor.
2. The Defiant Ones
Sutradara: Allen Hughes
Bisa Gen Muda tonton di: Netflix
The Defiant Ones mengikuti persahabatan dua raksasa industri musik, yaitu pemilik label rekaman, Jimmy Iovine, dan rapper, Dr. Dre. Serial ini mengikuti kehidupan kedua tokoh dari awal karier mereka hingga mencapai puncak kesuksesan saat Iovine berjaya dengan Interscope Records serta Dr. Dre merambah dunia kewirausahaan dengan Beats Electronics. Iovine, aktif di belakang panggung, serta Dr. Dre di atas panggung, melakukan konsolidasi yang mengubah industri musik seutuhnya.
3. Demi Lovato: Dancing with the Devil
Sutradara: Michael D. Ratner
Bisa Gen Muda tonton di: YouTube
Terdiri dari empat episode, bintang pop Demi Lovato blak-blakan membahas mengenai kejadian overdosis yang menimpanya 2018 lalu. Lovato bersama orang-orang terdekatnya menceritakan ulang kejadian kambuhnya setelah enam tahun bersih dari substansi, malam peristiwa tersebut terjadi, serta pengaruh dari overdosis terhadap fisik dan mentalnya. Dancing with the Devil mengupas kenyataan pahit dari adiksi serta kebangkitan Lovato dari tragedi yang hampir merenggut nyawanya.
4. Homecoming: A Film by Beyoncé
Sutradara: Beyoncé dan Ed Burke
Bisa Gen Muda tonton di: Netflix
Masih ingat penampilan legendaris Beyoncé pada festival musik Coachella tahun 2018 lalu? Homecoming memberikan klip eksklusif proses di balik pertunjukan tersebut dan kerja keras dalam merancangnya. Bukan hanya penampilan kreatif yang spektakuler saja tetapi juga sebagai penghormatan pada komunitas dan budaya kulit hitam yang patut dimasukkan dalam buku sejarah. Melalui Homecoming, kita dapat melihat bagaimana Beyoncé memang pantas dianggap entertainer terbaik masa kini.
5. Miss Americana
Sutradara: Lana Wilson
Bisa Gen Muda tonton di: Netflix
Setelah sukses menggelar Reputation Stadium Tour dan menggarap album ketujuhnya Lover, Miss Americana memperlihatkan transformasi kehidupan Taylor Swift menjadi salah satu perempuan berpengaruh di dunia. Swift juga bercerita akan pengalamannya melawan gangguan makan, penanganan kasus kekerasan seksual yang menimpanya, serta keterbukaan akan pandangan politik. Miss Americana merupakan cuplikan kehidupan dari perempuan dengan kekuatan yang tak terbendung dalam industri musik.