Review EP ‘kalah bertaruh’ Karya Nadin Amizah

RTC UI FM
4 min readJun 6, 2021

--

Cover dari EP ‘kalah bertaruh’ (2021)
Cover dari EP ‘kalah bertaruh’ (2021)

Review by: Almaida Annisanti — Music Director

Seperti berjalan sendiri di hutan sambil memakai gaun putih nan cantik ialah kesan sekilas yang dapat dirasakan kebanyakan orang saat mendengarkan EP kalah bertaruh milik Nadin Amizah ini. Mini album ini dibawakan dengan nuansa teduh dan sendu diiringi dengan alunan musik akustik yang menyejukkan telinga. Beberapa lagu dibawakan dengan kesan mewah membuat seakan-akan kita memakai gaun putih yang cantik. EP kalah bertaruh milik Nadin Amizah yang dirilis pada tanggal 26 Mei 2021 ini, sukses menggemparkan khalayak. Terutama bagi para remaja yang sedang merasakan indahnya putus cinta yang akhirnya dapat merasa utuh kembali.

Dalam menciptakan EP kalah bertaruh ini, Nadin kembali bermain dengan pilihan kata-kata puitis yang sederhana, namun tetap indah tanpa upaya dalam mengisahkan pertaruhan akan masa lalunya. Dalam EP ini, Nadin pun menggandeng Kevin Rinaldi dan musisi kolaborator dari album sebelumnya, yakni Ramadhan Zulqi (Syarikat Idola Remaja). Sebelum EP ini rilis ke muka dunia, Nadin sempat memberi hint terkait dengan EP barunya, melalui lagu “seperti takdir kita yang tulis” pada Maret lalu. Lagu ini merupakan jembatan akan dimulainya kisah yang belum usai, yang nantinya akan dituang kembali dalam EP barunya. Ulas balik sedikit, Nadin sempat merilis salah satu track yang mengisahkan kisah romansanya yang tragis, atau bisa disebut karyanya yang berjudul “Taruh”, merupakan kisah awal dari EP kalah bertaruh ini. Masih berkisah tentang cinta belia yang penuh harap beserta huru-hara di dalamnya, EP kalah bertaruh lagi-lagi merupakan gerbang menuju dunia lain dari Nadin Amizah di masa lampau.

Lirik video “sebuah tarian yang tak kunjung selesai” (2021)

EP ini dimulai dengan lagu yang seakan-akan membawa kita berjalan di tengah hutan tanpa alas kaki. Mencium aroma tanah yang basah karena hujan yang belum lama turun, dan tak lupa tangan kanan yang sibuk menggenggam sebuket bunga yang sudah layu. Lagu ini berjudul “sebuah tarian yang tak kunjung selesai”. Kesan lain yang mungkin dirasakan kebanyakan orang ialah seperti mendengar dongeng apik sambil dilantuni alunan gitar akustik bergaya folk yang makin menimbulkan kesan sendu dan layu yang mendalam.

Mencintai seseorang disini dapat diartikan seperti menyalakan sebuah api; bisa menjadi sebuah api yang terbakar tanpa kendali sampai akhirnya mati dan hanya meninggalkan abu di atas permukaannya, bisa juga menjadi sebuah api unggun yang menghangatkan setiap entitas yang ditemui, dan bisa juga menjadi api yang hanya dibakar tanpa perlindungan dari setiap jiwa sampai memudar dan hanya menyisakan cahaya lemah yang akhirnya mati dan menghilang dengan sekejap. Dalam track pertama ini, arti mencintai seseorang dengan api yang sudah memudar tergambarkan dengan baik. Seperti berdansa bersama seseorang tetapi lagunya sudah berhenti sejak lama, dan kita tetap terus berdansa tanpa henti. Mendengarkan lagu ini di kamar sendirian sambil memejamkan mata mungkin merupakan salah satu pelarian yang baik dalam hidup, bukan?

Lirik video “hormat kepada angin” (2021)

Lagu selanjutnya dibuka dengan nada riang gembira dengan sentuhan pentatonis Jawa, membuat lagu ini menjadi terdengar sedikit berbeda dan elegan. Mewah juga merupakan satu kata yang melukiskan lagu kedua ini dengan baik. Judulnya adalah “hormat kepada angin”. Lagi-lagi mengisahkan tentang kisah romansa yang tragis yang mungkin lebih baik disimpan baik-baik dalam hati saja. Menunggu bukanlah perkara yang buruk, bukan? Apalagi untuk menunggu yang terkasih.

Lagu ini membawakan alunan nada yang sedikit lebih gembira dari lagu-lagu lain dalam EP ini. Yang membawakan sedikit senyum selagi merasakan rindu yang sudah tertumpuk. Pada penggalan lirik, “Biar laguku memanggilmu pulang.” membawa kesan hangat bagi beberapa orang yang mendengarkannya.

Lirik video “seperti takdir kita yang tulis” (2021)

Kisah selanjutnya dibuka dengan lantunan apik dari berbagai instrumen yang membawa kesan damai dan tenang. “Seperti takdir kita yang tulis” judulnya. Selain untuk melengkapi potongan kisah dan harapan yang ia senandungkan di album sebelumnya, lagu ini merupakan jembatan menuju EP kalah bertaruh. Karenanya pula, kalah bertaruh lahir sebagai kisah lanjutan dari lagu “Taruh” pada album perdananya, Selamat Ulang Tahun. Dibawakan dengan sentuhan lirik yang cukup puitis dan suara nyanyian Nadin yang tak kalah apik. Sepenggal lirik “Lalu… bagaimana” yang diucap berulang-ulang kali olehnya menegaskan akan kebingungan bagi kedua jiwa akan cintanya yang tak pasti. Mendengarkan lagu ini seakan menyadari bahwa takdir yang ada, tidak selalu berjalan sesuai keinginan hati, dapat meninggalkan bekas yang cukup mendalam pada hati tiap pendengarnya.

Lirik video “menangis di jalan pulang” (2021)

Lagu selanjutnya yang kembali mendukung kisah tentang cinta yang belum usai ini berjudul “menangis di jalan pulang”. Seperti berjalan di pesisir pantai sehabis menjalankan hari yang cukup membuat palak, ialah kesan sekilas apabila mendengar lagu ini. Merupakan titik terendah dan paling krusial bagi EP ini karena menggambarkan akan runtuhnya hubungan romansa yang ia rasakan. Tentang bagaimana pecahnya air mata ketika berjalan pulang, tentang kerasnya usaha untuk memperbaiki tetapi hasilnya nihil, dan tentang lelahnya raga ini untuk terus berjuang menggapai si asa yang terlalu jauh. Perasaan itu terlukis dengan jelas dalam penggalan liriknya.

Kita menangis di perjalanan pulang

Mencari jalan tak pernah sampai tujuan

Terlanjur hangus, terburai, dan berantakan

Saling cela, saling luka

Lupa apa arti kata cinta

Penggalan lirik menangis di jalan pulang

Lagu ini seperti menggambarkan suasana kamar yang hening tetapi menyesakkan sambil diiringi alunan nada akustik bergaya folk yang dapat meninggalkan berbagai impresi bagi tiap jiwa yang mendengarnya.

Lirik video “dan, selesai.” (2021)

Lagu terakhir yang juga menjadi penutup dari EP kalah bertaruh ini merupakan lagu yang terpanjang. Disambut dengan lantunan gitar akustik diiringi dengan instrumen lain yang meninggalkan kesan magis dan mewah. Judul dari lagu terpanjang — yang menjadi penutup kisah kasih yang lama tak usai — dalam EP ini ialah “dan, selesai”. Lagu ini seperti mengantarkan kita kepada sebuah taman yang bunganya banyak bermekaran indah. Mengajak satu untuk berjalan terus ke depan dan yakin akan kebahagiaan yang hadir untuk mereka kedepannya. Lagu ini mengajak kita untuk berdansa di malam hari, sendirian, sambil senyum terampik indah di wajah. Seakan-akan menandakan bahwa usaha yang sudah kuberi selama ini sudah usai dan berakhir dengan damai.

Kalah bertaruh seakan-akan menggambarkan tentang perjalanan suatu kisah romansa; akan kisah yang didalamnya tidak hanya berisi bahagia saja, tetapi juga kecewa dan air mata. Belajar dari satu sama lain, membawa banyak arti bagi hidup kedua jiwa yang merasakan. Melalui EP ini, Nadin Amizah mampu mengingatkan ribuan orang tentang betapa penuh warnanya kisah romansa, atau bahkan tentang hidup yang penuh arti.

--

--

RTC UI FM
RTC UI FM

Written by RTC UI FM

The Best Student Radio In Town! Universitas Indonesia’s one and only radio, now bringing you opinion pieces. For further enquiry, contact rtcuifm@gmail.com

No responses yet