Sexist Jokes & Rape Jokes Bukan Bahan Candaan! Yuk,
Hentikan Sekarang!
Written by: Kaka Effelyn M. S. — News Director
Trigger Warning! Konten Ini Mengandung Muatan yang Dapat Menimbulkan Respons Psikologis.
Bercanda dengan teman itu memang asyik, ya, Gen Muda. Akan
tetapi, pernah, gak, sih, Gen Muda mendengar candaan yang
seperti ini?
“Ada yang bulat tapi bukan tekat.”
“Bodynya kaya gitar spanyol, pasti kuat nih berjam-jam.”
“Udah biasa dong, ya, megang yang panjang-panjang.”
Atau, Gen Muda pernah melihat meme atau sticker-sticker di sosial media yang terkesan “jorok”?
Nah, Gen Muda, contoh-contoh di atas termasuk bagian dari sexist jokes dan rape jokes, loh! Apa, sih, itu? Jadi, sexist jokes maupun rape jokes merupakan candaan yang membawa unsur seksis atau unsur pemerkosaan, berarti candaan tersebut mengandung hal-hal berbau kekerasan seksual. Umumnya, masyarakat atau orang-orang sekitar cenderung menyelepekan dan menormalisasi candaan semacam ini. Akibatnya, orang-orang yang melontarkan candaan seperti itu tidak sadar bahwa candaannya termasuk bagian dari sexist jokes atau rape jokes.
Lalu, apa dampaknya? Jika sampai sexist jokes dan rape jokes dinormalisasi maka akan melanggengkan budaya pemerkosaan atau lazim disebut sebagai rape culture. Rape culture sendiri merupakan kondisi ketika masyarakat cenderung untuk menormalisasi, menyepelekan, mewajarkan, hingga menoleransi tindakan kekerasan seksual. Tentunya hal ini sangat berbahaya karena secara tidak langsung banyak masyarakat yang akan mewajarkan kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan sekitar.
Rape culture biasanya digambarkan dengan piramida yang menunjukkan tindakan-tindakan apa saja yang masuk ke dalamnya. Sexist jokes dan rape jokes masuk ke dalam bagian normalisasi.
Apa langkah yang dapat kita lakukan jika mendengar maupun melihat tindakan yang termasuk sexist jokes maupun rape jokes ini? Nah, Gen Muda bisa melakukan beberapa langkah berikut:
- Tidak ikut tertawa atau menertawakan
Jika ada teman atau orang sekitar yang membuat bercandaan “jorok” kamu bisa tidak ikut menertawakan candaan tersebut untuk menunjukkan kalau kamu gak setuju sama candaannya.
2. Mengingatkan pelaku rape jokes secara halus
Kalau kita denger ada teman yang melontarkan sexist jokes atau rape jokes, coba kasih tanggapan seperti, “Kayaknya nggak lucu deh, bro. Gimana kalau kita coba bercanda yang lain aja?”.
3. Alihkan topik
Kalau nggak memungkinkan untuk langsung menegur, alihkan saja obrolan ke topik lain. Cara ini bisa jadi solusi efektif tanpa bikin suasana jadi awkward.
4. Meninggalkan forum
Nah, Gen Muda juga bisa loh langsung meninggalkan forum tersebut untuk menunjukkan kalau candaan yang dilontarkan bukan candaan yang tepat!
Sexist jokes dan rape jokes mungkin sering dianggap sebagai “inside jokes” tapi sejatinya kalimat-kalimat atau tindakan yang mengandung unsur kekerasan seksual tidak dapat digunakan sebagai bahan candaan. Jadi, yuk, bersama-sama kita ciptakan lingkungan sekitar yang lebih aman dan nyaman serta bebas dari kekerasan seksual!