Survival Guide Mahasiswa: Puasa Nyaman Tanpa Drama Gerd

RTC UI FM
4 min read2 days ago

--

Written by: Fathya Hana Rizqyta — News Reporter

Duh aku punya riwayat GERD, nih. Bisa puasa gak, ya?

Aku takut GERD nih, pas puasa nanti.

Penderita GERD boleh puasa gak, sih?

Gen Muda, pernah nggak sih, lagi semangat mau puasa, eh tiba-tiba perut mulai nggak bersahabat? Dada panas, asam lambung naik, terus jadi galau — lanjut puasa atau enggak? Buat kamu pejuang GERD sekaligus mahasiswa yang harus tetap waras di tengah tugas numpuk, tenang aja!

Emangnya GERD itu apa?

GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) adalah kondisi ketika asam lambung naik ke esofagus atau kerongkongan. Kondisi yang disebut juga sebagai penyakit refluks gastroesofagus ini dapat menimbulkan nyeri pada ulu hati, heartburn, serta berbagai gejala lainnya pada area dada bagian bawah dan perut.

Boleh gak sih penderita GERD berpuasa?

Jawabannya boleh banget, asal tahu caranya! Banyak orang pengidap GERD tetap bisa menjalani puasa dengan nyaman. Bahkan, buat beberapa orang, puasa justru bisa membantu mengurangi gejala GERD karena pola makan jadi lebih teratur dan mengurangi kebiasaan ngemil sembarangan. Tapi, tentu saja ada beberapa hal yang harus diperhatikan supaya asam lambung nggak naik dan bikin puasa jadi menderita. Ada cara biar puasa tetap lancar tanpa drama sakit maag. Yuk, simak tips-tipsnya biar ibadah jalan terus, kuliah tetap on fire, Gen Muda!

  1. Sahur itu penting banget!
Ilustrasi sahur | Sumber: Suara.com

Buat kamu yang punya GERD, sahur itu wajib hukumnya! Kenapa? Perut yang kosong terlalu lama bisa bikin asam lambung makin ganas. Tak hanya memenuhi kebutuhan energi tubuh selama berpuasa, mengonsumsi makanan saat sahur juga dapat mencegah naiknya asam lambung bagi penderita GERD. Selain itu, penting pula untuk mengonsumsi menu sahur sehat agar tubuh lebih kuat dalam menjalani puasa. Jadi, jangan malas bangun sahur, ya!

2. Pilih makanan yang bersahabat dengan lambung

Ilustrasi makanan | Sumber: Yoona.id

Berbuka puasa pakai seblak? Jangan ya dek, ya! Hindari makanan tinggi lemak, pedas, atau pun asam. Hindari pula makanan dan minuman yang mengandung kafein, seperti kopi, cokelat, dan teh pekat. Pastikan menu berbuka puasa mengandung karbohidrat kompleks, protein, lemak, buah, dan sayuran.

3. Hindari stres yang berlebihan

Ilustrasi stres | Sumber: RRI.co.id

Tahu nggak, stres itu nggak cuma bikin overthinking, tapi juga bisa bikin GERD makin parah! Saat kamu stres, tubuh akan memproduksi lebih banyak hormon kortisol, yang bisa meningkatkan produksi asam lambung. Akibatnya? Perut jadi nggak nyaman, mual, dada terasa panas, dan puasa pun jadi terganggu. Gimana caranya biar gak stres? Yuk, coba lakukan beberapa hal di bawah!

  • Buat to-do list

Sebagai mahasiswa, tugas, ujian, dan deadline pasti datang bertubi-tubi. Jangan sampai semuanya dikerjakan mepet waktu karena bisa bikin stres meningkat! Coba buat to-do list atau jadwal harian supaya tugas lebih teratur dan nggak numpuk di satu waktu.

  • Istirahat dengan cukup

Kurang tidur bisa bikin tubuh lebih rentan stres, yang akhirnya memicu GERD. Usahakan tidur 6–8 jam per hari, dan kalau bisa, hindari begadang yang nggak perlu. Kalau tugas numpuk, coba cicil dari jauh-jauh hari biar nggak panik di menit-menit terakhir.

  • Minimalisir overthinking

Kadang, kita terlalu banyak mikirin hal-hal kecil yang akhirnya bikin stres sendiri. Kalau ada masalah yang belum bisa diselesaikan, coba tenangkan diri dulu, tarik napas dalam-dalam, dan fokus pada hal yang bisa dikendalikan. Ingat, nggak semua hal perlu dipikirin sampai over!

  • Tetap aktif bergerak

Meskipun puasa, bukan berarti kamu harus rebahan terus! Aktivitas fisik ringan seperti stretching atau jalan kaki bisa membantu mengurangi stres dan melancarkan pencernaan. Tapi, hindari olahraga berat saat puasa karena bisa bikin tubuh lemas.

4. Berhenti berbaring setelah makan!

Ilustrasi berbaring | Sumber: Detik.com

Tahukah Gen Muda bahwa berbaring setelah makan merupakan salah satu hal yang berbahaya? Kenapa? Posisi tidur yang salah bisa bikin asam lambung naik ke kerongkongan, menyebabkan gejala seperti dada terasa panas (heartburn), mual, sendawa asam, atau bahkan sulit bernapas. Saat kamu duduk atau berdiri setelah makan, gravitasi membantu makanan tetap berada di lambung dan mencegah asam lambung naik. Tapi kalau langsung berbaring, cairan asam lebih mudah mengalir ke kerongkongan, menyebabkan rasa tidak nyaman dan perih. Selain itu, di antara lambung dan kerongkongan, ada otot yang disebut sfingter esofagus bawah (LES). Otot ini berfungsi sebagai ‘pintu’ yang mencegah asam lambung naik. Nah, kalau langsung berbaring setelah makan, tekanan di lambung meningkat dan otot ini bisa melemah, sehingga asam lebih mudah bocor ke kerongkongan.

Banyak imbauan untuk memberi jeda kurang lebih tiga jam setelah waktu makan untuk tidur, demi mencegah terjadinya gejala refluks. Dengan demikian, penderita GERD tidak disarankan tidur kembali setelah sahur. Nah, waktu ini bisa kalian manfaatkan untuk mengerjakan tugas agar tidur kita tidak terlalu malam, Gen Muda!

Jadi, nggak ada alasan lagi buat takut puasa meskipun punya GERD. Dengan pola makan yang tepat, manajemen stres yang baik, dan kebiasaan sehat lainnya, Gen Muda bisa tetap lancar berpuasa tanpa drama perut melilit. Ingat, kuncinya ada di persiapan dan konsistensi. Yuk, jalani Bulan Ramadan dengan nyaman, sehat, dan tetap fokus ngejar cuan — eh, maksudnya ilmu! 😆

Semangat, pejuang puasa!

Referensi

Fazralimanda, Randhy. Berpuasa Ramadhan bagi Penderita GERD. (2024, March 27). Hermina Hospitals. https://herminahospitals.com/id/articles/berpuasa-ramadhan-bagi-penderita-gerd.html

Siregar, Lianda. (2024, September 23). Puasa Aman untuk Penderita GERD. RS Pondok Indah. https://www.rspondokindah.co.id/id/news/puasa-aman-untuk-penderita-gerd

--

--

RTC UI FM
RTC UI FM

Written by RTC UI FM

The Best Student Radio In Town! Universitas Indonesia’s one and only radio, now bringing you opinion pieces. For further enquiry, contact rtcuifm@gmail.com

No responses yet